Senin, 25 November 2013

    Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni untuk mencegah penyakit, memperpanjang hidup, mempromosikan kesehatan dan efisiensi dengan menggerakkan potensi seluruh masyarakat. Konsep kesehatan masyarakat berkaitan dengan perubahan perilaku sehat akan lebih terbentuk dan bertahan lama bila dilandasi kesadaran sendiri (internalisasi) sehingga konsep upaya sehat dari, oleh dan untuk masyarakat sangat tepat diterapkan.

  1. Masalah Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan bila mengacu pada penelitian Hendrik L. Blum di Amerika Serikat  memiliki urutan kedua faktor yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat setelah faktor lingkungan. Di Indonesia diduga faktor perilaku justru menjadi faktor utama masalah kesehatn sebagai akibat masih rendah pengetahuan kesehatan dan faktor kemiskinan. Kondisi tersebut mungkin terkait tingkat pendidikan yang mempengaruhi pengetahuan masyarakat untuk berperilaku sehat. Terbentuknya perilaku diawali respon terhadap stimulus pada domain kognitif berupa pengetahuan terhadap obyek tersebut, selanjutnya menimbulkan respon batin (afektif) yaitu sikap terhadap obyek tersebut. Respon tindakan (perilaku) dapat timbul setelah respon pengetahuan dan sikap yang searah (sinkron) atau langsung tanpa didasari kedua respon di atas. Jenis perilaku ini cenderung tidak bertahan lama karena terbentuk tanda pemahaman manfaat berperilaku tertentu

2. Penyehatan lingkungan pemukiman
Lingkungan pemukiman secara khusus adalah rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Pertumbuhan penduduk yang tidak diikuti pertambahan luas tanah cenderung menimbulkan masalah kepadatan populasi dan lingkungan tempat tinggal yang menyebabkan berbagai penyakit serta masalah kesehatan. Rumah sehat sebagai prasyarat berperilaku sehat memiliki kriteria yang sulit dapat dipenuhi akibat kepadatan populasi yang tidak diimbangi ketersediaan lahan perumahan. Kriteria tersebut antara lain luas bangunan rumah minimal 2,5 m2 per penghuni, fasilitas air bersih yang cukup, pembuangan tinja, pembuangan sampah dan limbah, fasilitas dapur dan  ruang berkumpul keluarga serta gudang dan kandang ternak untuk rumah pedesaan. Tidak terpenuhi syarat rumah sehat dapat menimbulkan masalah kesehatan atau penyakit baik fisik, mental maupun sosial yang mempengaruhi produktivitas keluarga dan pada akhirnya mengarah pada kemiskinan dan masalah sosial.


MASALAH SOSIAL TENTANG KEMACETAN


            Di kota besar seperti Jakarta ini, macet sudah tidak aneh lagi di telinga warga Jakarta. Biasanya macet terjadi dihari-hari kerja sekitar pukul 06.30, dan pukul 16.00. Macet juga biasanya terjadi pada hari-hari libur seperti hari sabtu. Nah sebenarnya apa sih penyebab macet itu? Macet disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor yang pertama adalah faktor volume kendaraan yang tidak sepadan dengan ruas jalan yang ada. Di daerah sekitar rumah saya, biasanya di pagi hari menuju Jatiasih itu macet total. Karena jalan rayanya yang begitu kecil dan volume kendaraan yang begitu besar tidak sebanding. Sehingga apabila ada mobil yang parkir di sisi jalan seperti angkot yang hendak mengangkut penumpang bisa menyebabkan kemacetan. Faktor yang kedua adalah kesadaran pengguna jalan raya yang kurang. Seperti contoh diatas tadi, kesadarran pengguna jalan yang kurang dapat menyebabkan jalan raya menjadi macet. Contoh angkot yang ingin menaikkan dan menurunkan penumpangnya di pinggir jalan dapat menimbulkan kemacetan. Biasanya juga pengendara motor suka selap selip kiri kanan sehingga membuat lalu lintas mnjadi kacau. Pengendara mobil pun sulit untuk bergerak karena takut akan bersenggolan dengan kendaraan lain yang mengakibatkan body mobil menjadi rusak. Selain itu, salah satu faktor lainnya adalah manajemen lalu lintas yang kurang baik. Banyak jalan raya yang lalulintasnya kurang terkoordinir sehingga menyebabkan kemacetan parah. Contohnya saja seperti pertemuan 2 cabang jalan menuju jalan utama sehingga menyebabkan kemacetan apabila tidak ada polisi yang mengatur pergantian mobil yang masuk ke jalan utama. Faktor lainnya juga karena kurangnya lahan parkir. Kurangnya lahan parkir mengakibatkan pengguna jalan memarkirkan motornya sembarangan, entah di trotoar atau di pinggir jalan sehingga menimbulkan kemacetan.
           
     Lalu apa solusi yang efektif untuk mengatasi masalah ini? Menurut saya pribadi, solusi yang sangat efektif adalah kesadaran diri masing-masing. Kita sebagai manusia seharusnya sadar bahwa jalan raya bukanlah milik sendiri, tapi milik bersama. Seperti halnya angkot, supaya tidak sembarangan berhenti begitu saja di tengah jalan untuk menaikkan atau menurunkan penumpangnya. Pengendara motor juga begitu, agar tidak selonong selonong dengan mmobil karena dapat mengganggu ketertiban lalu lintas. Solusi lain adalah dengan membatasi konsumsi kendaraan bermotor. Dalam artian, kendaraan bermotor semakin hari semakin murah. Orang bisa dengan mudah memiliki 2 atau 3 motor sekaligus secara kredit, bahkan tanpa uang muka. Nah seharusnya pemerintah mengeluarkan kebijakan agar setiap keluarga hanya boleh memiliki 1 atau 2 motor maksimal. Begitu pula dengan mobil. Atau juga bisa dengan menaikkan uang muka atau DP kendaraan bermotor. Seperti yang saya dengan bahwa beberapa tahun mendatang setiap konsumen yang akan membeli kendaraan bermotor harus membayar uang muka sebesar 30 % dari harga kendaraan tersebut. Jadi dengan begitu kita bisa menekan pengguna kendaraan bermotor, dan mengajak untuk lebih memilih kendaraan umum yang lebi efisien.


sumber : http://ryandhikapunya.blogspot.com






masalah sosial tentang buang sampah di bantaran sungai

Masalah pencemaran sungai merupakan bagian dari masalah lingkungan. Banyak pencemaran yang diakibatkan oleh limbah industri pabrik, limbah rumah tangga maupun sampah-sampah. Hal ini mengakibatkan kondisi ekosistem sungai semakin menurun dan berdampak buruk bagi manusia dan juga lingkungan. Pencemaran yang terjadi di sungai sebagai akibat dari perilaku manusia yang semakin mengabaikan lingkungan sekitar. Akibat perilaku manusia yang salah dalam memperlakukan lingkungan sungai akhirnya akan menjadi sebuah bencana yang merugikan manusia itu sendiri. Bencana yang sering melanda yakni bencana banjir. 

Masyarakat yang paling dekat dengan sungai adalah masyarakat bantaran sungai. Maka dari itu perilaku masyarakat sangat penting dalam menentukan kualitas dan keberlangsungan sebuah sungai. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan metode yang dipakai yakni fenomenologi. Dalam penelitian ini terdapat tujuh informan yang merupakan warga Laweyan dengan aaaberbagai profesi yang berbeda. Teknik pengumpulan datanya melalui observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi sedangkan pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan teknik maksimum variations sampling. Analisa data yang digunakan adalah analisis interaktif yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Keempatnya dilakukan hampir bersamaan dan terus-menerus dengan memanfaatkan waktu yang tersisa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemaknaan masyarakat terhadap sungai hampir semuanya sama yakni sungai dipandang sebagai front belakang. Fungsi sungai bagi masyarakat bantaran juga mengalami perbedaan seiring dengan perubahan kondisi sungai.

 Perubahan fungsi sungai tersebut berbeda berdasarkan kurun waktunya. Perubahan kondisi sungai ini ikut mempengaruhi perilaku masyarakat sekitar. Ada perilaku yang positif untuk menjaga ekosistem sungai dan juga kelestarian lingkungan hidup di Laweyan, namun ada juga masyarakat yang berperilaku tidak peduli terhadap lingkungan dan cenderung bersikap acuh dan masa bodoh. Perilaku tersebut yakni membuang sampah dan limbah rumah tangga langsung ke sungai. Dari perilaku yang dilakukan oleh masyarakat terdapat suatu dampak yang berakibat buruk terhadap lingkungan khususnya lingkungan sungai dan juga terhadap masyarakat yang tinggal di bantaran. Dampak buruk yang sering terjadi yakni banjir yang menggenangi jalan dan juga rumah warga.

 
sumber : http://digilib.uns.ac.id/pengguna.php?mn=detail&d_id=12549

Senin, 07 Oktober 2013

masalah sosial di indonesia

Masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.
Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.
Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain :
1. Faktor Ekonomi       :  Kemiskinan, pengangguran, dll.
2. Faktor Budaya         : Perceraian, kenakalan remaja, dll.
3. Faktor Biologis        : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
4. Faktor Psikologis     : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.

Di Indonesia sendiri terjadi banyak masalah social yang tidak kunjung terselesaikan, salah satunya adalah masalah kemiskinan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), persentase penduduk miskin di Indonesia tahun 1996 masih sangat tinggi, yaitu sebesar 17,5 persen atau 34,5 juta orang. Hal ini bertolak belakang dengan pandangan banyak ekonom yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan pada akhirnya mengurangi penduduk miskin.
Perhatian pemerintah terhadap pengentasan kemiskinan pada pemerintahan reformasi terlihat lebih besar lagi setelah terjadinya krisis ekonomi pada pertengahan tahun 1997. Meskipun demikian, berdasarkan penghitungan BPS, persentase penduduk miskin di Indonesia sampai tahun 2003 masih tetap tinggi, sebesar 17,4 persen, dengan jumlah penduduk yang lebih besar, yaitu 37,4 juta orang.
Bahkan, berdasarkan angka Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada tahun 2001, persentase keluarga miskin (keluarga prasejahtera dan sejahtera I) pada 2001 mencapai 52,07 persen, atau lebih dari separuh jumlah keluarga di Indonesia. Angka- angka ini mengindikasikan bahwa program-program penanggulangan kemiskinan selama ini belum berhasil mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia.  
Pada dasarnya ada dua faktor penting yang dapat menyebabkan kegagalan program penanggulangan kemiskinan di Indonesia. Pertama, program- program penanggulangan kemiskinan selama ini cenderung berfokus pada upaya penyaluran bantuan sosial untuk orang miskin.Hal itu, antara lain, berupa beras untuk rakyat miskin dan program jaring pengaman sosial (JPS) untuk orang miskin. Upaya seperti ini akan sulit menyelesaikan persoalan kemiskinan yang ada karena sifat bantuan tidaklah untuk pemberdayaan, bahkan dapat menimbulkan ketergantungan.
Program-program bantuan yang berorientasi pada kedermawanan pemerintah ini justru dapat memperburuk moral dan perilaku masyarakat miskin. Program bantuan untuk orang miskin seharusnya lebih difokuskan untuk menumbuhkan budaya ekonomi produktif dan mampu membebaskan ketergantungan penduduk yang bersifat permanen. Di lain pihak, program-program bantuan sosial ini juga dapat menimbulkan korupsi dalam penyalurannya. Hal ini lah yang menjadi penyebab lambannya pengetasan kemiskinan di Indonesia.

sumber : http://abdulmuchyi13.blogspot.com

Kamis, 26 September 2013

MASALAH DI KALANGAN ANTAR PELAJAR

PERKELAHIAN ANTAR PELAJAR


Salah satu masalah sosial yang berhubungan dengan kriminalas yang belum berhasil diatasi karena terus mengakar dari dahulu adalah tawuran.Tawuran itu merupakan masalah sosial yang ditimbulkan oleh dua atau lebih kelompok yang terdiri dari puluhan bahkan ratusan orang yang tergabung dalam masing - masing kelompok tersebut yang kemudian saling serang.pemicu tawuran bisa saja dengan hal-hal sepele,bisa sebut saja saling ejek antar pelajar.


penyebab tawuran :


  1.       PERHATIAN ORANG TUA
          bisa saja dari kurangnya respon orang tua terhadap anak,anak bisa saja melakukan hal
          hal yang tidak benar atau menyimpang.

     2.          PERGAULAN SEKITAR
               
          Bisa juga dari lingkungan sekitar yang dapat menyebabkan dampak buruk pada seorang     
          pelajar.misalnya,terlalu membebaskan pertemanan tanpa adanya pemisah apakah itu 
          baik atau buruk bagi si pelajar




MASALAH KEMISKINAN

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan,dll.
sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan