Hallo sahabat blog, hari ini saya akan menuliskan tentang pengertian Diksi(pemilihan kata) langsung ajah sobat baca penulisan di bawah ini,tenang ajah ada sumber nya kok hehehe.
Diksi : Pengertian dan Macam-Macamnya
Diksi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pusat bahasa Departemen
Pendidikan Indonesia adalah pilihan kata yg tepat dan selaras (dalam
penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu
(seperti yang diharapkan). Fungsi dari diksi antara lain :
·
Membuat pembaca atau pendengar mengerti secara benar dan tidak salah
paham terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara atau penulis.
·
Untuk mencapai target komunikasi yang efektif.
·
Melambangkan gagasan yang di ekspresikan secara verbal.
·
Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak
resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.
Diksi terdiri dari delapan elemen yaitu : fonem, silabel, konjungsi,
hubungan, kata benda, kata kerja, infleksi, dan uterans.
Macam macam hubungan makna :
1 1.
Sinonim
Merupakan kata-kata yang memiliki persamaan / kemiripan makna. Sinonim sebagai
ungkapan (bisa berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya kurang lebih
sama dengan makna ungkapan lain. Contoh: Kata buruk dan jelek, mati dan wafat.
2 .
Antonim.
Merupakan ungkapan (berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya dianggap
kebalikan dari makna /ungkapan lain. Contoh: Kata bagus berantonim dengan kata
buruk; kata besar berantonim dengan kata kecil.
3.
Polisemi.
Adalah sebagai satuan bahasa (terutama kata atau frase) yang memiliki makna
lebih dari satu. Contoh: Kata kepala bermakna ; bagian tubuh dari leher ke
atas, seperti terdapat pada manusia dan hewan, bagian dari suatu yang terletak
di sebelah atas atau depan, seperti kepala susu, kepala meja,dan kepala kereta
api, bagian dari suatu yang berbentuk bulat seperti kepala, kepala paku dan
kepala jarum dan Iain-lain.
4.
Hiponim.
Adalah suatu kata yang yang maknanya telah tercakup oleh kata yang lain,
sebagai ungkapan (berupa kata, frase atau kalimat) yang maknanya dianggap
merupakan bagian dari makna suatu ungkapan. Contoh : kata tongkol adalah
hiponim terhadap kata ikan, sebab makna tongkol termasuk makna ikan.
5.
Hipernim.
Merupakan suatu kata yang mencakup makna kata lain.
6.
Homonim.
Merupakan kata-kata yang memiliki kesamaan ejaan dan bunyi namun berbeda arti.
7.
Homofon.
Merupakan kata-kata yang memiliki bunyi sama tetapi ejaan dan artinya berbeda.
8.
Homograf.
Merupakan kata-kata yang memiliki tulisan yang sama tetapi bunyi dan artinya
berbeda.
- Contoh artikel dari Koran sindo yang terdapat
kesalahan kata:
Wacana bela
negara menjadi topik yang hangat dalam beberapa minggu belakangan. Publik
menangkap bela negara sebagai mobilisasi warga negara untuk diberi pelatihan
militer dan kemudian dijadikan komponen cadangan untuk pertahanan nasional.
Walaupun kemudian pihak Kementrian Pertahanan
menegaskan bahwa garis besar dari konsep bela negara ini adalah upaya
menumbuhkan dan memantapkan kesadaran berbangsa terhadap berbagai ancaman
multidimensi. Lewat beragam tingkat pelatihan diharapkan akan lahir seratus
juta kader pembina, kader bela negara ataupun kader muda bela negara.
Sebagaimana gagasan baik lainnya dalam rangka
mewujudkan Revolusi Mental, tentu hal ini kita sambut baik. Pertanyaan yang
muncul hanyalah, seberapa efektif program ini? Adakah program ini akan menciptakan
pemuda yang berdaya atau justru hanya bergaya? Konstitusi kita, Undang- Undang
Dasar 1945, telah mengamanatkan bahwa persoalan bela negara adalah hak dan
kewajiban warga negara.
·
Pendapat saya : menurut saya kata yang
di beri warna merah di atas tidak sesuai di pemilihan kata. Seharusnya kata “Adakah” di ganti dengan kata “Apakah” jadi bisa terlihat jelas jika
kata-kata itu mempertanyakan tentang kebijakan bela Negara.
- Artikel dengan pemilihan kata yang benar :
JAKARTA
– PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan nilai kapitalisasi pasar
saham sebesar Rp 263,9 triliun atau tertinggi kedua dari 86 emiten di sektor
keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Sejak 10 November 2003 silam BRI secara resmi
menawarkan saham perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia. Harga per sahamnya pada
waktu itu tercatat Rp875 per lembar. ”Kini 12 tahun kemudian atau lebih
tepatnya per akhir pekan minggu I bulan November 2015, harga per saham Bank BRI
tercatat Rp10.700, dengan tingkat kapitalisasi pasar mencapai Rp263,9 triliun,”
ujar Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Asmawi Syam, di
Jakarta kemarin.
Corporate Secretary Bank BRI, Hari Siaga Amijarso
mengatakan, dari 86 emiten di sektor finansial yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia, peringkat kapitalisasi pasar BRI menempati urutan terbesar kedua.
Hari menjelaskan, bagusnya kinerja secara keseluruhan tersebut tidak lepas dari
konsistensi Bank BRI dalam menjaga pertumbuhan bisnis dan profitabilitas.
Untuk menjaga kinerjanya agar tetap tumbuh sehat
dan berkelanjutan, BRI terus berinovasi dalam memberikan layanan jasa perbankan
kepada masyarakat. Dibutuhkan strategi-strategi yang bersifat out of the box
untuk menunjang hal tersebut, satu di antaranya meluncurkan dan mengoperasikan
Satelit BRI atau BRISat pada pertengahan 2016 nanti.
BRI mencatat hingga Oktober 2015 nasabah mobile
banking sudah mencapai 12 juta pengguna. Angka tersebut sudah melebihi target
akhir tahun ini yang sebanyak 10 juta pengguna. “Transaksi e-channel sudah
mencapai 2,2 miliar transaksi, dengan pertumbuhan fee based income lebih dari
64 % secara year on year (yoy),
” kata Executive Vice President (EVP) BRI
Electronic Banking Division Dicky Rozano di sela-sela acara pengundian program
Untung Ber-e-Banking BRI periode pertama di Jakarta kemarin. Dicky menambahkan,
bank pelat merah ini juga mencatat pengguna internet banking mencapai 4-5 juta pengguna,
dengan pengguna BRILINK mencapai 38.000.
Dia melanjutkan, untuk terus mendukung penggunaan
e-banking, BRI melakukan edukasi kepada nasabah dan nonnasabah mengenai
kemudahan, kecepatan, dan keamanan bertransaksi dengan menggunakan fasilitas
e-banking.